Eksistensi Gerakan Pramuka Di Racana dalam membina watak Generasi Penerus Bangsa (menyongsong
kurikulum 2013)
By: Siti Nur Khairiah
Gerakan
Pramuka saat ini dikenal luas di kalangan masyarakat. Tak terkecuali di lingkungan mahasiswa.
Seringkali kita bertanya-tanya, untuk apa pramuka ada. Apa hanya sekedar
tepuk-tepuk belaka. Atau memakai pakaian serba tempelan-tempelan yang banyak
dibajunya lalu memakai kacamata hitam dan berjalan bersama dengan menyanyikan
sebuah lagu arasemen yang dinamakan yel-yel. Atau “belangkrakan” ke tempat-tempat
yang sulit dijamah masyarakat awam atau tempat-tempat yang berbau dengan alam.
Atau bisa juga bermain bendera seperti mainan yang kita ketahui adalah
semaphore.
Banyak
masyarakat yang support terhadap pramuka tetapi banyak juga memandang sebelah
mata. Sebenarnya memang tidak salah mereka menilai karena toh pramuka sudah
sangat dikenal sehingga baik atau buruknya pasti ada mengingat kita adalah
makhluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan lingkungan. Namun, pandangan
sebelah mata ini sebagian besar ada di tingkat pendidikan yang paling tinggi.
Ya, di Universitas se-Indonesia. Padahal
kalau kita melihat hakikat dari kepramukaan itu sendiri adalah sebuah
pendidikan non formal yang berfungsi mencetak kepribadian bangsa Indonesia.
Masalah yang melanda di lingkungan kemahasiswaan adalah pramuka mulai tidak
menarik. Pramuka hanya seperti bermain-main belaka. Anak pramuka kuno. Anak
pramuka tidak gaul dan anak pramuka melakukan kegiatan yang tidak ada
untungnya.
Dari
padangan tersebut, anggota pramuka di tingkat racana seperti Racana STAIN
Tulungagung bisa dikatakan sedikit mengingat jumlah mahasiswa yang ada. Itu tidak dapat dipungkiri karna hukum alam
pasti juga berlaku di lingkungan kepramukaan. Kebanyakan beralasan tugas banyak
lah, pramuka tidak efektif lah untuk pekerjaan yang cocok buat mereka. Dan
kegiatan pramuka di Gugus Depan racana STAIN Tulugagung terlalu banyak sehingga
membuat kuliah keteteran, tugas banyak menumpuk, dan intensitas untuk belajar menjadi
berkurang. Kalau untuk itu, lantas apa kontribusi pramuka dalam watak bangsa
Indonesia, dan dimana ekstensinya. Karna saya tahu, sifat mudah menyerah,
malas, tidak bersemangat, itu adalah sebuah watak buruk yang dapat menyebabkan
penyakit dalam proses pengkarakteran bangsa.
Dalam masalah
sosialisasi dan kaderisasi sebenarnya pramuka di racana stain tulungagung cukup
bagus. Dalam setiap mahasiswa yang ingin menjadi anggota pramuka harus melewati
4 tahap yakni:
1.
MOPP
(Masa Orienasi Pramuka Penegak)
2.
SCRAFT (Pencarian scraft racana)
3.
PEMBEKALAN
( calon anggota racana membina di SD sekitar selama 1 buan)
4.
PELANTIKAN
(peresmian anggota racana melalui upacara skaral)
Ada
juga agenda yang rutin tapi menarik seperti:
a.
KMD
(Kursus Mahir Tingkat Dasar)
b.
PERWITA(
Perkemahan Bakti Wisata)
Namun, yang sekarang ini racana
rasakan adalah semakin sedikitnya anggota yang masuk ke dalam racana. Ada
beberapa sinyal-sinyal yang mengakibatkan lemahnya kaderisasi, yaitu:
1. Kemungkinan masih ada sifat anak SMA yang berkelompok sendiri.
2. Mahasiswa dari prodi yang tidak ada teman pramuka.
3. Menyerah pada tahapan-tahapan menjadi anggota.
4. Ikut pramuka hanya karena pacarnya ada di pramuka dan keluar ketika mereka putus.
5. Merasa tidak dibutuhkan di racana.
6. Takut terhadap salah satu anggota dalam racana.
7. Miskomunikasi kegiatan.
Jika seperti itu, maka eksistensi anggota pramuka di tingkat perguruan tinggi akan semakin tenggelam. Untuk itu dari pandangan saya terlontar tahap-tahap seperti:
1. Sosialisasi tentang profil pramuka di Racana Stain Tulungagung melalui KMD. Ada nilai plus dari program ini mengingat kurikulum 2013 menyatakan bahwa setiap guru tingkat SD/MI wajib mengikuti KMD. Nilai plusnya adalah racana menjadi melejit namanya karna telah membuat suatu kegiatan yang bermanfaat.
2. Pengenalan kampus melalui event seperti lomba antar penggalang yang dapat menumbuhkan jiwa kompetitif yang kreatif dan inovatif.
3. Mendekatkan jiwa kebersamaan dengan para anggota racana dengan mengadakan kegiatan yang sifatnya refreshing dan mencitrakan tri satya dasa dharma yakni perkemahan bakti dan perkemahan wisata yang dibuat dalam agenda yang sama yaitu PERWITA ( Perkemahan bakti wisata).
4. Menumbuhkan jiwa kepedulian antar sesama dengan mengadakan buka puasa bersama anak-anak panti asuhan.
1. Kemungkinan masih ada sifat anak SMA yang berkelompok sendiri.
2. Mahasiswa dari prodi yang tidak ada teman pramuka.
3. Menyerah pada tahapan-tahapan menjadi anggota.
4. Ikut pramuka hanya karena pacarnya ada di pramuka dan keluar ketika mereka putus.
5. Merasa tidak dibutuhkan di racana.
6. Takut terhadap salah satu anggota dalam racana.
7. Miskomunikasi kegiatan.
Jika seperti itu, maka eksistensi anggota pramuka di tingkat perguruan tinggi akan semakin tenggelam. Untuk itu dari pandangan saya terlontar tahap-tahap seperti:
1. Sosialisasi tentang profil pramuka di Racana Stain Tulungagung melalui KMD. Ada nilai plus dari program ini mengingat kurikulum 2013 menyatakan bahwa setiap guru tingkat SD/MI wajib mengikuti KMD. Nilai plusnya adalah racana menjadi melejit namanya karna telah membuat suatu kegiatan yang bermanfaat.
2. Pengenalan kampus melalui event seperti lomba antar penggalang yang dapat menumbuhkan jiwa kompetitif yang kreatif dan inovatif.
3. Mendekatkan jiwa kebersamaan dengan para anggota racana dengan mengadakan kegiatan yang sifatnya refreshing dan mencitrakan tri satya dasa dharma yakni perkemahan bakti dan perkemahan wisata yang dibuat dalam agenda yang sama yaitu PERWITA ( Perkemahan bakti wisata).
4. Menumbuhkan jiwa kepedulian antar sesama dengan mengadakan buka puasa bersama anak-anak panti asuhan.
Selain
itu, jika seorang anak pramuka bsamengatur diri dengan baik. Tidak ada
istilah keteteran tugas, tidak ada terlambat kuliah. Dan tidak ada istilah
untuk anak pramuka menjadi pemalas.
Cukup
bagus dengan mengikuti serangkaian persyaratan yang di tempuh di racana dapat
digunakan sebagai acuan, motivator dan penentu tujuan hidup yang ingin kita
dapat. Bahkan, nilai plusnya adalah kita bisa melihat bagaimana semangat dalam
menjadi anggota bisa membangkitkan semangat kebersamaan dngan tidak hanya
memandang hanya dari satu aspek. Nilai plusnya lagi, sekarang banyak sekolah membutuhkan
pembantu Pembina sehingga anggota pramuka yang notabene memiliki pengetahuan
tentang pramuka dapat mendapat angin segar.
Apalagi
mengingat kurikulum baru yakni kurikulum 2013 dapat menjadi peluang yang besar
bagi anggota pramuka untuk menunjukkan ke eksistensiannya dengan mengajar pramuka
di SD setempat. Mengadakan baksos yang nyata sehingga orang awam tahu
keberadaan racana IAIN Tulungagung.
Sehingga dari sini penulis menyatakan bahwa keeksistensian racana itu
dilihat dari pogramnya dan pengaplikasiannya. Jika semua itu berjalan maka
anggota pramuka di IAIN akan mempunyai soft skill yang kuat. Namun yang lebih
baik juga adalah memaksimalkan anggota yang ada untuk membuat pramuka di IAIN
Tulungagung kokoh dan dipandang sebagai tresdsetter dalam segalanya. Pokoknya
Bravo Buat Pramuka. SCOUT is THE BEST. J
PEMBAGIAN KELOMPOK
KELAS A
No.
|
Nama
Kelompok 1
|
1.
|
Tiara Handini
|
2.
|
Aris Islatul H
|
3.
|
Deka Lailatul R
|
4.
|
Widya Yektining D
|
5.
|
Bintan Taskurina H
|
No.
|
Nama
Kelompok 2
|
1.
|
Yanita Sari
|
2.
|
Matnatin Khasanah
|
3.
|
Lia Rahmawati
|
4.
|
Nurul Hidayah
|
5.
|
Nurmala Maulida
|
6.
|
Yayuk Purbaningrum P
|
No.
|
Nama
Kelompok 3
|
1.
|
Mufidatur
Rosidah
|
2.
|
Nouritasari
|
3.
|
Maratush Sholikah
|
4.
|
Pingken Agata P
|
5.
|
Khoirun Nikmah
|
6.
|
Ayu Tri Agustin
|
No.
|
Nama
Kelompok 4
|
1.
|
Dewi Raisul H
|
2.
|
Dewi Triana
|
3.
|
Miftahul Jannah
|
4.
|
Mahani Buana Putri
|
5.
|
Ulfiana Aprilianti
|
6.
|
Ulfa Tobibatul U
|
No.
|
Nama
Kelompok 5
|
1.
|
Dewi Mualifah
|
2.
|
Ike Yurita Sari
|
3.
|
Marlia Ulfa R.M
|
4.
|
Diana Fitria
|
5.
|
Siti Qhalimah
|
6.
|
Lutfiatu
Sholikah
|
No.
|
Nama
Kelompok 6
|
1.
|
Lailatul Fitria
M.
|
2.
|
Anita Fatmasari
|
3.
|
Eva Nurmaya
Sari
|
4.
|
A’anti Nurul
‘Aini
|
5.
|
Nooreesa Woh-U
|
6.
|
Choirul
Andayani
|
No.
|
Nama
Kelompok 7
|
1.
|
Defi Muryati
|
2.
|
Ira Khoiru
Nisa’
|
3.
|
Wiwin Darmanti
|
4.
|
Aipa Safitri
|
5.
|
Ilmiatus Shafa S
|
No.
|
Nama Kelompok 8
|
1.
|
Abdul Rokhim
|
2.
|
Agus Dwiyono
|
3.
|
Heru Kriswanto
|
4.
|
Muh. Kholikul
Ihsan
|
5.
|
Miftahul Huda
|
No.
|
Nama Kelompok 9
|
1.
|
Nizar Ramdani
|
2.
|
Arif Wahyudi
|
3.
|
Mohammad
Khoirul H.
|
4.
|
M. Surya
Abdillah
|
5.
|
Ach. Faqih
|
PEMBAGIAN KELOMPOK
KELAS B
No.
|
Nama Kelompok 10
|
1.
|
Ida Muslifah
|
2.
|
Afriana
Fatmawati
|
3.
|
Rika Rahmawati
R
|
4.
|
Ida Rohmatin
|
5.
|
Devi Sutrawati
|
6.
|
Chusnul
Chotimah
|
No.
|
Nama Kelompok 11
|
1.
|
Nila Maula
Antika
|
2.
|
Nuril Atika S
|
3.
|
Hemi Martha W
|
4.
|
Luluk Fauziah
|
5.
|
Denik Maisaroh
|
No.
|
Nama Kelompok 12
|
1.
|
Fatna Fauziana
|
2.
|
Dwi Puspita
Sari
|
3.
|
Ana Chusnul Kotimah
|
4.
|
Meika Khutma Shofa
|
5.
|
Qori’atul A’yuni
|
6.
|
Nur Laili Q
|
No.
|
Nama Kelompok 13
|
1.
|
Ulfa Ayu Ainin
Sufia
|
2.
|
Umi Kholifatun
N
|
3.
|
Yunia Fajarotin
|
4.
|
Yeti Definia
|
5.
|
Apriliana
Lailatul K
|
6.
|
Linda Kusnaini
S
|
No.
|
Nama Kelompok 14
|
1.
|
Dewi Oktaviana
|
2.
|
Choirul Mala
C.H
|
3.
|
Dika Fajari Ani
|
4.
|
Abidah Nisayae
|
5.
|
Deska Nur
Ayu N.
|
6.
|
Husnal Lu’luil
M.
|
No.
|
Nama Kelompok 15
|
1.
|
Nur Awaliatul L
|
2.
|
Nur Laila Q
|
3.
|
Nur Khasanah
|
4.
|
Deni Nurfita
Sari
|
5.
|
Nisfu Lailatul
M
|
6.
|
Muflihah
Nginayati
|
No.
|
Nama Kelompok 16
|
1.
|
Choirunnia
Halimatus S.
|
2.
|
Devinda Permata P.
|
3.
|
Atik Khasanah
|
4.
|
Agustina Dwi S
P
|
5.
|
Miftahur Rohmah
|
6.
|
Dwi Nurinda
|
No.
|
Nama Kelompok 17
|
1.
|
Aris Syaifulloh
|
2.
|
M. Ridwan
|
3.
|
M. Novena Nasta’in
|
4.
|
M. Imam Setiawan
|
5.
|
Andi Norma
|
6.
|
Mukhlis Jauhari
|
No.
|
Nama Kelompok 18
|
1.
|
Ahmad Hamim 2
|
2.
|
Moh. Zaki Zain
|
3.
|
Alvin
Hidayatulloh
|
4.
|
M. Faiz
Abdillah
|
5.
|
Abdul Rokhim
|
6.
|
Andri Budianto
|