Eksistensi Pramuka

Posted by RACANA-IAINTA On Selasa, 13 Mei 2014 0 komentar
Eksistensi Gerakan Pramuka Di Racana dalam membina watak  Generasi Penerus Bangsa (menyongsong kurikulum 2013)
By: Siti Nur Khairiah

            Gerakan Pramuka saat ini dikenal luas di kalangan masyarakat.  Tak terkecuali di lingkungan mahasiswa. Seringkali kita bertanya-tanya, untuk apa pramuka ada. Apa hanya sekedar tepuk-tepuk belaka. Atau memakai pakaian serba tempelan-tempelan yang banyak dibajunya lalu memakai kacamata hitam dan berjalan bersama dengan menyanyikan sebuah lagu arasemen yang dinamakan yel-yel. Atau “belangkrakan” ke tempat-tempat yang sulit dijamah masyarakat awam atau tempat-tempat yang berbau dengan alam. Atau bisa juga bermain bendera seperti mainan yang kita ketahui adalah semaphore.
            Banyak masyarakat yang support terhadap pramuka tetapi banyak juga memandang sebelah mata. Sebenarnya memang tidak salah mereka menilai karena toh pramuka sudah sangat dikenal sehingga baik atau buruknya pasti ada mengingat kita adalah makhluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan lingkungan. Namun, pandangan sebelah mata ini sebagian besar ada di tingkat pendidikan yang paling tinggi. Ya, di Universitas se-Indonesia.  Padahal kalau kita melihat hakikat dari kepramukaan itu sendiri adalah sebuah pendidikan non formal yang berfungsi mencetak kepribadian bangsa Indonesia. Masalah yang melanda di lingkungan kemahasiswaan adalah pramuka mulai tidak menarik. Pramuka hanya seperti bermain-main belaka. Anak pramuka kuno. Anak pramuka tidak gaul dan anak pramuka melakukan kegiatan yang tidak ada untungnya.
            Dari padangan tersebut, anggota pramuka di tingkat racana seperti Racana STAIN Tulungagung bisa dikatakan sedikit mengingat jumlah mahasiswa yang ada.  Itu tidak dapat dipungkiri karna hukum alam pasti juga berlaku di lingkungan kepramukaan. Kebanyakan beralasan tugas banyak lah, pramuka tidak efektif lah untuk pekerjaan yang cocok buat mereka. Dan kegiatan pramuka di Gugus Depan racana STAIN Tulugagung terlalu banyak sehingga membuat kuliah keteteran, tugas banyak menumpuk, dan intensitas untuk belajar menjadi berkurang. Kalau untuk itu, lantas apa kontribusi pramuka dalam watak bangsa Indonesia, dan dimana ekstensinya. Karna saya tahu, sifat mudah menyerah, malas, tidak bersemangat, itu adalah sebuah watak buruk yang dapat menyebabkan penyakit dalam proses pengkarakteran bangsa.
Dalam masalah sosialisasi dan kaderisasi sebenarnya pramuka di racana stain tulungagung cukup bagus. Dalam setiap mahasiswa yang ingin menjadi anggota pramuka harus melewati 4 tahap yakni:
1.      MOPP (Masa Orienasi Pramuka Penegak)
2.      SCRAFT  (Pencarian scraft racana)
3.      PEMBEKALAN ( calon anggota racana membina di SD sekitar selama 1 buan)
4.      PELANTIKAN (peresmian anggota racana melalui upacara skaral)
Ada juga agenda yang rutin tapi menarik seperti:
a.       KMD (Kursus Mahir Tingkat Dasar)
b.      PERWITA( Perkemahan Bakti Wisata)
Namun, yang sekarang ini racana rasakan adalah semakin sedikitnya anggota yang masuk ke dalam racana. Ada beberapa sinyal-sinyal yang mengakibatkan lemahnya kaderisasi, yaitu:
1.      Kemungkinan masih ada sifat anak SMA yang berkelompok sendiri.
2.      Mahasiswa dari prodi yang tidak ada teman pramuka.
3.      Menyerah pada tahapan-tahapan menjadi anggota.
4.      Ikut pramuka hanya karena pacarnya ada di pramuka dan keluar ketika mereka putus.
5.      Merasa tidak dibutuhkan di racana.
6.      Takut terhadap salah satu anggota dalam racana.
7.      Miskomunikasi kegiatan.

         Jika seperti itu, maka eksistensi anggota pramuka di tingkat perguruan tinggi akan semakin tenggelam. Untuk itu dari pandangan saya terlontar tahap-tahap seperti:
1.      Sosialisasi tentang profil pramuka di Racana Stain Tulungagung melalui KMD. Ada nilai plus dari program ini mengingat kurikulum 2013 menyatakan bahwa setiap guru tingkat SD/MI wajib mengikuti KMD. Nilai plusnya adalah racana menjadi melejit namanya karna telah membuat suatu kegiatan yang bermanfaat.
2.      Pengenalan kampus melalui event seperti lomba antar penggalang yang dapat menumbuhkan jiwa kompetitif yang kreatif dan inovatif.
3.       Mendekatkan jiwa kebersamaan dengan para anggota racana dengan mengadakan kegiatan yang sifatnya refreshing dan mencitrakan tri satya dasa dharma yakni perkemahan bakti dan perkemahan wisata yang dibuat dalam agenda yang sama yaitu PERWITA ( Perkemahan bakti wisata).
4.      Menumbuhkan jiwa kepedulian antar sesama dengan mengadakan buka puasa bersama anak-anak panti asuhan.

Selain itu, jika seorang anak pramuka bsamengatur diri dengan baik. Tidak ada istilah keteteran tugas, tidak ada terlambat kuliah. Dan tidak ada istilah untuk anak pramuka menjadi pemalas.
Cukup bagus dengan mengikuti serangkaian persyaratan yang di tempuh di racana dapat digunakan sebagai acuan, motivator dan penentu tujuan hidup yang ingin kita dapat. Bahkan, nilai plusnya adalah kita bisa melihat bagaimana semangat dalam menjadi anggota bisa membangkitkan semangat kebersamaan dngan tidak hanya memandang hanya dari satu aspek. Nilai plusnya lagi, sekarang banyak sekolah membutuhkan pembantu Pembina sehingga anggota pramuka yang notabene memiliki pengetahuan tentang pramuka dapat mendapat angin segar.

Apalagi mengingat kurikulum baru yakni kurikulum 2013 dapat menjadi peluang yang besar bagi anggota pramuka untuk menunjukkan ke eksistensiannya dengan mengajar pramuka di SD setempat. Mengadakan baksos yang nyata sehingga orang awam tahu keberadaan racana IAIN Tulungagung.  Sehingga dari sini penulis menyatakan bahwa keeksistensian racana itu dilihat dari pogramnya dan pengaplikasiannya. Jika semua itu berjalan maka anggota pramuka di IAIN akan mempunyai soft skill yang kuat. Namun yang lebih baik juga adalah memaksimalkan anggota yang ada untuk membuat pramuka di IAIN Tulungagung kokoh dan dipandang sebagai tresdsetter dalam segalanya. Pokoknya Bravo Buat Pramuka. SCOUT is THE BEST. J
Facebook
0 Blogger

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komennya ya Kakak..